Corruption is a disease, a cancer that eats into the cultural, political, and economic pabric of society, and destroys the functioning of vital organs. (Inge Amundsen, 1999)
Bosan sebenarnya berbicara yang namanya korupsi! Sebagian dari kita barangkali muak dan jijik melihat perilaku koruptif yang menggurita. Maka tak heran jika sebagian orang bersikap acuh, korupsi itu apaan.
Lantas, dengan apa pencegahan korupsi bisa dilakukan? Sebagian pihak menyebut upaya yang cukup ampuh yaitu dengan hadirnya KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) sebagai institusi Negara yang bertugas untuk menjerat para pelaku korupsi. Sebenarnya, kehadiran KPK belum cukup. Perlu tindakan revolusioner agar kultur mental ulah pikiran kotor, bergeser menjadi mentalitas yang bersih, profesional dan berintegritas.
Dalam konteks ini, sangat relevan sebuah jargon “Revolusi Mental” yang digaungkan Presiden Joko Widodo sebagai gerakan nasional revolusi mental yang dicanangkan saat Hari Ulang Tahun (HUT) ke-43 Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) di Silang Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Senin (1/12/2014).
Revolusi Mental menyasar tiga sasaran. Pertama, mengubah mindset (cara berfikir) dan cara pandang. Salah satu implementasinya adalah public service (pelayanan publik).
Kedua, struktur ramping dan efisien. Ketiga, kultur dan budaya. Budaya kerja yang ditanamkan yaitu budaya disiplin, bertanggungjawab, mengedepankan kebersamaan dan gotong royong.
Sikap mental sangat berkaitan dengan pembentukan kualitas seseorang. Mari kita liat formulasi matematika sederhana ini:
Kualitas Manusia Total (KMT) adalah kumpulan hasil dari Kualitas Fisik (KF) dengan asumsi nilai 1 sampai 100, Kualitas Teknik (KT) dengan asumsi nilai juga 1-100, dan Kualitas Sikap Mental (KSM) dengan asumsi nilai (-10)-100. Sehingga persamaannya:
Jika ada pegawai atau manager, berbadan sehat dengan nilai 80, mempunyai pendidikan S2 dan keterampilan manajerial keuangan yang hebat dengan asumsi nilai 80, tetapi bersikap mental negatif dengan asumsi nilai -1 saja, maka kualitas manusia totalnya menjadi 80x80x(-1)=-6.400.
Tetapi jika ada office boy kantor yang kesehatannya sedang-sedang saja dengan nilai kesehatan 50. Dengan pendidikan amat terbatas dengan nilai 40. Tetapi sikap mental luar biasa. Tak pernah datang terlambat, jujur, sopan jarang menuntut dan mengeluh dengan nilai +1 saja, maka Kualitas Manusia Totalnya adalah 50x40x(+1)=+2.000, lebih hebat dari kualitas manager tadi.
Dengan demikian terjawablah, bahwa sikap sikap mental bukan hanya penting tetapi sangat amat penting dalam kehidupan manusia, karena merupakan dasar pembentukan karakter atau faktor penentu dari kualitas manusia secara keseluruhan bukan hanya parsial.
Dikutip dengan sedikit perubahan dari Artikel pada Majalah Fokus Pengawasan Edisi Nomor 47 Tahun XII Triwulan III 2015, “Revolusi Mental untuk Pencegahan Korupsi” oleh Margi Sugiarto (Auditor pada Inspektorat Wilayah I)
[useful_banner_manager banners=1,2,3,5,6,8 count=1]
0 comments